Apa yang tidak boleh dalam Keluarga?
By: Pdt. Kadarusno Edut Saudara, Memang menantikan suatu acara pertunangan hampir sama dengan menantikan acara pernikahan. Sukacita senang dan bahagia sungguh amat terasa. Mengapa? karena hubungan kedua insan dinyatakan resmi melalui pertunangan. Mensukseskan suatu acara pertunangan bisa saja. Namun sukses sampai pada acara pernikahan dan apa lagi menjalani sebuah kehidupan dalam keluarga belum tentu sukses. […]
By: Pdt. Kadarusno Edut
Saudara, Memang menantikan suatu acara pertunangan hampir sama dengan menantikan acara pernikahan. Sukacita senang dan bahagia sungguh amat terasa. Mengapa? karena hubungan kedua insan dinyatakan resmi melalui pertunangan. Mensukseskan suatu acara pertunangan bisa saja.
Namun sukses sampai pada acara pernikahan dan apa lagi menjalani sebuah kehidupan dalam keluarga belum tentu sukses. Karena itu supaya pertunangan berhasil dijalani sampai pada pernikahan dan juga tentu supaya keluarga berhasil dipertahankan maka apa yang tidak boleh atau “jangan” ada di dalam keluarga:
1. Jangan diperbudak oleh kemarahan (1 Kor 13:4)
Kemarahan adalah penyakit yang merusak mental dan spiritual atau rohani jika tidak dikendalikan maka kita akan kehilangan segala-galanya dalam keluarga. Yang setuju katakan amin… keluarga akan kehilangan damai, kehilangan nafas kehidupan yang bahagia itu sendiri.
Kehidupan dilanda kesia-siaan karena kemarahan terasa sangat menekan seseorang. Supaya keluarga kita tetap selamat, pertunangan berakhir dengan pernikahan yang membawa kebahagiaan maka bersikaplah dewasa jangan dikuasai oleh kemarahan. Marah menimbulkan pertengkaran, tetapi lemah lembut penguasaan diri membawa sukacita dan damai dalam kelaurga.
2. Jangan lalai dalam beribadah (1 Tim 4:7)
Kebahagiaan itu ada ketika ketaatan kepada Tuhan dilakukan. Pernahkah kita bertanya mengapa dia diberikan kepada saya? mengapa bukan si dia itu, padahal saya sangat suka padanya? Mengapa diberikan anak ini, dalam keluarga? Anak bukan saja soal kebahagiaan dalam keluarga namun berbicara tentang kehendak Allah dalam keluarga.
Ada orang berkata duh boro- boro mikirkan karya dan kehendak Allah dalam keluarga, bahagia saja sulit, dalam keluarga kami ribut melulu. Banyak orang salah dalam memikirkan soal ini, ada orang yang menyangka bahwa bahagia dulu baru mencari kehendak Allah. Padahal sebaliknya, yaitu mencari kehendak Allah baru kemudian kebahagiaan diperoleh dalam keluarga.
Rahasianya ialah ketaatan kepada Tuhan, keluarga taat dalam beribadah, tidak lalai, selalu memperhatikan kewajibanya dalam soal ibadah. Dengan demikian nanti masing-masing dan tiap-tiap orang dalam keluarga ada rasa hormat kepada Tuhan maka rasa hormat terhadap satu dengan lain dalam keluarga akan muncul kebahagiaan akan diraih.
3. Jangan fokus pada kelemahan fokus pada pertumbuhan (Matius 19:6)
Ketika kita mendengar kalimat Yesus, “Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Matius 19:6), kita langsung memahami intisarinya, yakni pernikahan Kristen tidak boleh mengalami perceraian. Titik! Benar!. Sebenarnya ada dimensi lain dari ayat ini. Allah bukan hanya tidak menghendaki perceraian itu terjadi, lebih dari itu Allah mau agar keluarga berjuang sedemikan rupa dalam kehidupan keluarga agar perceraian itu bukan pilihan.
Mempertahankan sebuah perkawinan adalah perjuangan yang sulit, akan tetapi meski sulit itu bukan berarti seseorang dengan mudah mengahiri keluarga dengan sebuah perceraian tidak.
Karena itu fokus dalam keluarga bukan pada kesulitan dan kelemahan pasangan kita namun bagaimana pertumbuhan dalam segala aspek di dalam keluarga bisa semakin meningkat. Itu yang menjadi fokus. Dengan kata lain jangan menyoroti kelemahan pasangan akan tetapi bagaimana meningkatkan pertumbuhan meski ada kelemahan.
Amin, Tuhan memberkati keluarga kita semua.